BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Lembaga pendidikan seperti sekolah maupun madrasah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar bagi peserta didik. Aktivitas belajar di sekolah dapat dilaksanakan secara kompleks dan bervariasi sesuai kebutuhan. Berbagai jenis aktivitas belajar dapat dilakukan peserta didik bersama guru di sekolah. Aktivitas belajar peserta didik semestinya tidak hanya berupa mencatat dan mendengarkan namun meliputi semua aspek aktivitas belajar.
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental, dimana dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut saling berkaitan sehingga akan mengahasilkan aktivitas belajar yang optimal (Sardiman, 2011:100). Kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh guru dan dan peserta didik sangat memerlukan aktivitas. Pada dasarnya belajar adalah berbuat, yaitu peserta didik melakukan kegiatan untuk mengubah tingkah lakunya.
Dalam proses pembelajaran aktivitas peserta didik merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku yang artinya melakukan sesuatu. Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan berbagai cara dalam pembelajaran. Diantaranya pembelajaran yang tepat, menyenangkan dan membangkitkan antusiaisme dan motivasi peserta didiknya sehingga aktivitas belajar dan hasil belajar juga meningkat. Guru harus mampu memotivasi peserta didik sehingga peserta didik mampu berfikir secara kritis untuk menyelesaikan setiap permasalahan dan memiliki kompetensi yang diharapkan.
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh guru. Salah satunya dengan menerapkan berbagai model pembalajaran di kelas. Model pembelajaran merupakan suatu rangkaian proses belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang melibatkan bagaimana aktivitas guru dan peserta didik, dalam desain pembelajaran tertentu yang berbantuan bahan ajar khusus, serta bagaimana interaksi antara guru peserta didik bahan ajar yang terjadi (Cucu Suhana, 2011:37).
Penerapan model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik yang berujung pada peningkatan hasil belajar dan meningkatnya mutu pendidikan. Ditambah lagi dengan tuntutan Kurikulum Merdeka saat ini. Hal ini menjadikan guru harus mampu berinovasi dalam menerapkan berbagai strategi yang menarik dan membangkitkan semangat belajar dan aktifitas belajar peserta didik.
Dalam hal ini, faktor keaktifan peserta didik sangat menentukan. Guru harus mampu menyediakan cara agar keaktifan peserta didik meningkat dalam belajar. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak interaksi dalam pembelajaran hanya satu arah yakni dari guru ke peserta didik (teaching centre). Fungsi dan peran guru menjadi amat dominan dan pembelajaran terpusat hanya pada guru.
Saat ini, guru tidak lagi harus mengajarkan semua fakta dan konsep kepada peserta didiknya. Wawasan peserta didik harus dikembangkan agar dapat menemukan sendiri fakta dan konsep yang sedang dipelajari. Dalam hal ini guru dituntut mencari dan menggunakan media serta model pembelajaran yang sesuai sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan efektif.
Jika guru tetap berfokus mengajarkan semua fakta dan konsep pada peserta didik tanpa melibatkan mereka untuk menemukannya sendiri, maka guru hanya bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi. Biasanya dalam kondisi ini hanya mengandalkan metode mengajar caramah dan sistem pembelajaran hanya berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan para peserta didik menjadi pasif, tidak bersemangat, bosan, dan apatis dalam belajar.
Berdasarkan kenyataan tersebut guru dipandang perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Sehingga mutu hasil belajar Fikih juga dapat ditingkatkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar adalah model pembelajaran Kooperatif Type Talking Stick.
Model Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Carol Locust (dalam Ramadhan 2010) mengutarakan bahwa Talking Stick (tongkat berbicara) adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan tongkat, dimana peserta didik yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya.
Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi peserta didik baik SD, SMP, dan SMA. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat peserta didik aktif. Talking Stick adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dalam bentuk permainan menggunakan tongkat yang digilirkan dan disertai beberapa pertanyaan yang harus dijawab peserta didik secara bergiliran.
Hasil observasi penulis sebagai guru yang mengajar di berapa kelas di MAN 2 Pesisir Selatan, diketahui bahwa selama ini guru dalam proses pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah. Artinya penyampaian materi pelajaran masih didominasi guru dan. Dalam hal ini guru belum aktif memilih model pembelajaran, metode dan media yang sesuai.
Tidak terkecuali dalam pembelajaran pelajaran Fikih. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis, ada kecenderungan selama ini, bahwa keaktifan peserta didik masih kurang. Diantaranya adalah kurangnya aktivitas belajar yang meliputi aktivitas membaca/mengamati, menjawab pertanyaan, berfikir, keterlibatan emosional dan sebagainya. Hal ini terlihat dalam beberapa kali kegiatan pembelajaran.
Demikian pula halnya dalam proses penilain, penulis mendapati kecenderungan pelaksanaan penilaian terhadap peserta didik seringkali menggunakan metode penilaian berbasis kertas pensil/pena. Padahal saat ini dengan adanya perkembangan teknologi yang cukup pesat di bidang pembelajaran banyak sekali tersedia berbagai jenis dan metode penilaian yang menarik dan mudah dilaksanakan. Salah satunya menggunakan aplikasi Quizizz. Applikasi ini menyediakan beragam fitur penilaian secara digital dan bisa digunakan secara online maupun offline.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran serta penggunaan aplikasi untuk penilaian dan menuliskan pelaksanaannya pada laporan best practice yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick dan Penggunaan Aplikasi Quizizz Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik MAN 2 Pesisir Selatan,”
- Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah: Bagaimana penerapan model pembelajaran Talking Stick dan penggunaan aplikasi Quizizz untuk meningkatkan aktivitas belajar Fikih peserta didik di MAN 2 Pesisir Selatan?
- Batasan Masalah
- Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan aktivitas belajar perserta didik di MAN 2 Pesisir Selatan?
- Bagaimana pengunaan aplikasi Quizizz untuk meningkatkan aktivitas belajar perserta didik di MAN 2 Pesisir Selatan?
- Apakah terdapat peningkatan aktivitas belajar Fikih peserta didik kelas XI IPK MAN 2 Pesisir Selatan melalui penerapan model pembelajaran Talking Stick dan penilaiaan menggunakan aplikasi Quizizz?
- Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penulisan ini adalah:
- Untuk mengetahui bagaimana penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan aktivitas belajar perserta didik di MAN 2 Pesisir Selatan.
- Untuk mengetahui bagaimana penggunaan aplikasi penilaian Quizizz untuk meningkatkan aktivitas belajar perserta didik di MAN 2 Pesisir Selatan.
- Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan aktivitas belajar Fikih peserta didik kelas XI IPK MAN 2 Pesisir Selatan melalui penerapan model pembelajaran Talking Stick dan penggunaan aplikasi Quizizz.
- Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
- Bagi peserta didik
Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai juga meningkat.
- Bagi guru
Sebagai motivasi untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu.
- Bagi sekolah/madrasah
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Kajian Teoritis
- Pengertian Belajar
Slameto (2003:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus melakukan usaha agar apa yang diinginkan dapat tercapai. Usaha tersebut dapat berupa kerja mandiri maupun kelompok dalam suatu interaksi.
Belajar adalah suatu perubahan dalam pribadi yang menyatakan dirinya sebagai pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan atau sebagai suatu pengertian. Menurut Winkel (1996 :53) “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap, dimana perubahan tersebut bersifat konstan”. Menurut Hamalik (2001:30) “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dasar pengalaman. Jadi belajar harus membawa perubahan yang positif pada diri seseorang baik itu berupa kemampuan berfikir, sikap, perasaan dan tingkah lakunya”.
- Aktivitas Belajar Peserta didik
Menurut Gulo (2004: 73-74) “Aktivitas peserta didik adalah keterlibatan langsung peserta didik dalam proses belajar mengajar secara emosional dan fisik”. Sedangkan menurut Imron (1995: 107) “Aktivitas peserta didik adalah keikutsertaan peserta didik dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional dari peserta didik itu sendiri”.
Sementara itu Paul B. Diedrich dalam Nasution (2000:91) menyusun daftar yang berisi 8 macam kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran. Kegiatan tersebut meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah Aktivitas visual (Visual activities), seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain dan lain-lain. Aktivitas lisan (Oral activities), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi dan lain-lain. Aktivitas mendengarkan (Listening activities), seperti mendengarkan uraian,percakapan, diskusi dan lain-lain. Aktivitas menulis (Writing activities), seperti menulis laporan, test, menyalin dan sebagainya. Aktivitas menggambar (Drawing activities), seperti menggambar, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. Aktivitas berfikir (Mental activities), seperti menanggapi, mengingat, membuat grafik, diagram,pola dan sebagainya. Aktivitas gerak (Motion activities), seperti melakukan percobaan, demonstrasi dan sebagainya. Aktivitas emosi (Emotional activities), seperti penuh perhatian, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa berbagai kegiatan atau aktivitas tersebut dapat dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan tersebut merupakan aktivitas belajar yang dapat dikembangkan oleh guru secara maksimal agar ppeserta didik dalam embelajaran menjadi lebih aktif, bersemangat dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna.
- Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi peserta didik SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat peserta didik aktif.
Menurut Agus Suprijono (2009: 109) pembelajaran ini dapat mendorong peserta didik dalam mengemukakan pendapat. Model pembelajaran Talking Stik adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat, bagi peserta didik yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua peserta didik mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru
Menurut Miftahul Huda (2018:225-226), tipe ini bermanfaat karena dapat menguji kesiapan peserta didik, melatih ketrampilan mereka dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajarkan mereka untuk terus siap dalam situasi apapun. Tipe ini kurang sesuai bagi peserta didik-peserta didik yang secara emosional belum terlatih untuk bisa berbicara di hadapan guru. Langkah-langkah penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut:
- Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
- Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik /kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran. Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
- Setelah selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan peserta didik untuk menutup isi bacaan.
- Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu peserta didik dan menjalankan tongkat diiringi music/nyanyian. Saat music berhenti, peserta didik yang memegang tongkat terakhir diberi pertanyaan oleh guru dan peserta didik tersebut Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
- Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika peserta didik yang memegang tongkat tidak bisa menjawab pertanyaan.
- Selanjutnya guru memberikan penguatan terkait materi pembelajaran
- Guru menarik kesimpulan bersama peserta didik.
- Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
- Guru menutup pembelajaran.
- Penggunaan Aplikasi Quizizz dalam Pembelajaran dan penilaian
Griffin dan Nix, mengemukakan penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik seseorang atau sesuatu. Namun Haryati berpendapat bahwa penilaian merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dengan cara menilai untuk kerja individu peserta didik atau kelompok (Mimin Haryati: 2005: 15).
Dapat disimpulkan penilaian merupakan pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran dengan menilai kinerja peserta didik baik secara individu maupun kelompok. Penilaian harus mendapat perhatian lebih dari seorang guru, untuk itu harus dilaksanakan dengan baik, karena merupakan komponen vital atau utama dari pengembangan diri baik secara individu maupun kelompok.
Proses penilaian terhadap peserta didik dapat dilaksanakan oleh guru melalui berbagai metode. Bahkan saat ini penilain hasil pembelajaran dapat menggunakan berbagai sarana berbasis digital yang memudahkan guru dalam melaksanakan penilaian. Tidak sedikit saat ini tersedia berbagai aplikasi berbasis website yang bisa dimanfaakan guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran termasuk melaksanakan proses penilaian.
Aplikasi-aplikasi berbasis website menyediakan sarana yang mudah dalam proses penilaian pembelajaran (M.J. Fuady: 2017 : 154). Berbagai jenis aplikasi daring yang digunakan sebagai media penilaian contohnya yaitu, Google Form, Edmodo, Zoom, dan Quizizz. Aplikasi ini lebih diunggulkan karena pengoperasiannya yang mudah dan bisa menjadi saran yang tepat karena terdapat banyak fitur yang dapat digunakan sebagai penilaian seperti pembuatan kuis, penilaian, dan peringkat antar peserta didik langsung diketahui ketika peserta didik selesai mengerjakan kuis yang diberikan guru.
Semakin cepatnya arus globalisasi, memunculkan pula arus lain dalam perkembangan teknologi, yang akhirnya lahir aplikasi Quizizz sebagai media pembelajaran. Aplikasi Quizizz bersifat online, yang artinya dapat digunakan dengan mudah jika didukung dengan akses internet yang memadai.
Aplikasi Quizizz memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat dengan mudah di manfaatkan selain media pembelajaran, juga bahan evaluasi pembelajaran, sebagai contoh, terdapat data dan perhitungan statistik kinerja peserta didik, yang hasilnya bisa menggambarkan sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi, nantinya menjadi bahan ukur evaluasi pembelajaran secara keseluruhan.Sehingga, memberikan warna baru terhadap olah evaluasi guru dan pola pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik-siswi.
Fokus peneliti dalam penggunaan aplikasi Quizizz ini adalah sebagai media penilaian. Penggunaan Quizizz sebagai media penialaian sangat mudah. Kuis interaktif ini memiliki hingga 4-5 pilihan jawaban termasuk jawaban yang benar. Bisa juga ditambahkan gambar ke latar belakang pertanyaan dan menyesuaikan pengaturan pertanyaan dapat dibuat sesuai keinginan dan kebutuhan. Saat kuis sudah dibuat dalam aplikasi, selanjutnya dapat dibagikan kepada peserta didik dengan menggunakan kode 6 digit yang dihasilkan.
Aplikasi Quizizz dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Kelebihan dari aplikasi ini antara lain:
- Bagi Guru/Pendidik, memudahkan dalam membuat soal dan bisa diedit kapan saja.
- Ketika menjawab soal atau kuis dengan benar, setelah itu akan muncul berapa poin yang didapatkan dalam satu soal, juga mendapatkan ranking atau peringkat berapa dalam menjawab kuis tersebut.
- Saat peserta didik menjawab kuis tersebut salah, maka akan muncul jawaban yang benar, guna koreksi mandiri bagi peserta didik.
- Ketika telah dinyatakan selesai mengerjakan kuis, pada sesi akhir atau penutup, sebelumnya akan di tampilkan review question guna mencermati kembali jawaban yang telah dipilih.
- Terdapat berbagai macam fitur lain yang tersedia dalam aplikasi Quizizz, yang bisa dimanfaatkan oleh guru dalam memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
- Disamping mengerjakan tugas, peserta didik bisa merasakan pembelajaran yang tidak terlalu berat dalam memikirkan jawaban, karena dalam aplikasi Quizizz memiliki tampilan segar dan kaya akan hal-hal yang menyenangkan.
- Alasan pemilihan Strategi Pemecahan masalah
Adapun alasan penulis menerapkan model pembelajaran Tipe Talking Stick dan pennggunaan aplikasi quizizz ini di MAN 2 Pesisir Selatan sebagai alternatif untuk memecahkan masalah peningkatan aktifitas belajar peserta didik. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dan membuat kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan.
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL
- Prosedur Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick dan Penggunaan Aplikasi Quizizz Pada Mata Pelajaran Fikih di MAN 2 Pesisir Selatan
Penulis membagi penerapan pembelajaran model Talking Stick dan penilaian melalui aplikasi Quizizz pada mata pelajaran fikih di kelas XI ini ini dilakukan 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
- Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini yang dilakukan oleh guru adalah :
- Menetapkan model pembelajaran yakni pembelajaran model Talking Stick.
- Menetapkan penilaian menggunakan Aplikasi
- Menyiapkan aplikasi Quizizz untuk menyusun instrumen penilaian dan untuk pelaksanaan penilaian.
- Menetapkan materi pokok yang akan diajarkan yaitu materi Bughat.
- Menetapkan kelas sampel yaitu kelas pada Kelas XI IPS 1.
- Menyiapkan instrumen yaitu RPP, lembar observasi, instrument tes, lembar respon dan refleksi dari peserta didik.
- Menyiapkan alat dan bahan (buku sumber, laptop, infokus, tongkat, music, instrumen soal pada aplikasi Quizizz, gawai peserta didik, jaringan internet.
- Tahap pelaksanaan
Pada Tahap pelaksanaan ini guru melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan Langkah-langkah model pembelajaran model Talking Stick dan melaksanakan evaluasi atau penilaian menggunakan aplikasi Quizizz. Adapun Langkah-langkah pelaksanaan pembelajarannya meliputi:
- Kegiatan Pembuka
- Guru membuka pembelajaran dengan salam.
- Peserta didik berdoa bersama dan melakukan literasi Al-Qur’an.
- Guru mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik serta Ice Breaking untuk menyiapkan fokus peserta didik.
- Peserta didik dibimbing guru melakukan Apersepsi.
- Guru menginfirmasikan Tujuan Pembelajaran dan Langkah-langkah pembelajaran.
- Kegiatan Inti
- Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya lebih kurang 20 cm.
- Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik secara berkelompok kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran. Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
- Setelah selesai membaca, memahami dan mendiskusikan materi pelajaran guru mempersilahkan peserta didik untuk menutup isi bacaan.
- Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu peserta didik dan menjalankan tongkat diiringi music/nyanyian. Saat music berhenti, peserta didik yang memegang tongkat terakhir diberi pertanyaan oleh guru dan peserta didik tersebut
- Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika peserta didik yang memegang tongkat tidak bisa menjawab pertanyaan.
- Guru memberikan penguatan terkait materi pembelajaran
- Peserta didik dibimbing oleh guru menarik kesimpulan terhadap pembelajaran.
- Guru melakukan evaluasi/penilaian secara individu/kelompok menggunakan aplikasi Quzizz.
- Peserta didik diminta oleh guru mengerjakan soal pada aplikasi Quizizz yang telah disiapkan oleh guru menggunakan gawai masing-masing.
- Peserta didik yang tidak memiliki gawai maupun jaringan internet diberikan lembaran soal dari aplikasi Quizizz yang telah diunduh sebelumnya oleh guru, dan mengerjakan secara
- Guru mengakhiri kegiatan evaluasi/penilaian.
- Kegiatan Penutup
- Peserta didik dibimbing guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
- Guru menginformasikan pembelajaran pertemuan selanjutnya.
- Guru menutup pembelajaran dengan salam.
- Hasil Kegiatan
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik (best practice) ini diuraikan sebagai berikut:
- Model pembelajaran Talking Stick Penggunaan Aplikasi Quizizz untuk penilaian membuat aktivitas belajar peserta didik menjadi meningkat. Hal ini terlihat dari data hasil observasi aktivitas belajar peserta didik yang mencapai 90,19 %. Berbagai aktivitas belajar peserta didik dapat terlaksana diantaranya meliputi :
- aktivitas visual (visual activities), seperti membaca dan memperhatikan.
- Aktivitas lisan (oral activities) seperti menyatakan, merumuskan, mengeluarkan pendapat.
- Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan uraian pertanyaan maupun jawaban, termasuk mendengaran music yang mengiringi tongkat.
- Aktivitas berfikir (mental activities), seperti menanggapi, mengingat.
- Aktivitas gerak (motion activities), seperti melakukan percobaan, demonstrasi (dalam hal ini menjalankan tongkat secara bergiliran).
- Aktivitas emosi (Emotional activities), seperti penuh perhatian, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya. Dalam hal ini pelaksanaaan model pembelajaran talking stick menjadikan kelas terlihat penuh kegembiraan, peserta didik juga terlihat mendapatkan beragam pengalaman emosional seperti gembira, gugup, berani dan sebagainya.
- Proses pembelajaran Fikih yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan Penilaian Menggunakan Aplikasi Quizizz berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif membaca dan memahami materi pelajaran secara individu/kelompok, aktif menjawab pertanyaan, serta aktif mengikuti penilaian melalui aplikasi Quizizz.
- Peserta didik menjadi aktif dalam merespon pertanyaan dari guru, karena mereka menjawab pertanyaan berdasarkan tongkat yang sampai kepada mereka. Peserta didik menjadi terlatih mengemukakan jawaban dan berbicara di depan umum.
- Penerapan model pembelajaran Talking Stick meningkatkan kemampuan siswa berani menyampaikan ide dan pemikiran. Hal ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas mereka dalam belajar atau memahami materi, menjawab pertanyaan saat mendapat giliran tongkat berbicara serta membantu menjawab pertanyaan jika teman yang mendapat giliran menjawab pertanyaan belum mampu memberikan jawaban yang sesuai.
- Pembelajaran dengan model Talking Stick ini menjadikan pembelajaran berpusat pada peserta didik dan mengurangi pelaksanaan pembelajaran yang hanya berpusat pada guru.
- Penilaian menggunakan aplikasi Quizizz menjadikan kegiatan penilaian menjadi menyenangkan dan mudah dilaksanakan. Peserta didik bersemangat menjawab pertanyaan karena menggunakan aplikasi yang menarik dan guru menjadi mudah dalam melaksanakan penilaian dan mendapatkan hasil secara langsung (riil time).
- Instrumen Pelaksanaan
- Lembar Observasi Aktivitas Belajar
Berikan penilaian sesuai dengan rubrik yang dilaksanakan oleh tiap-tiap siswa dengan cara memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai
Keterangan:
- Jika tidak memenuhi rubrik, kosongkan kolom (kolom tidak dicentang, berarti nilainya dihitung nol)!
- Skala penilaian : 0-4
Aspek yang dinilai :
A = Aktivitas membaca/memperhatikan. C = Aktivitas mendengarkan
B = Keaktifan menjawab/menyatakan pendapat D = Aktivitas berfikir
E = Aktivitas bergerak F = Aktivitas Emosional
No | Nama | A | B | C | D | E | F | Rata-
rata |
||||||||||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | |||
1. | A | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
2. | B | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
3. | C | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
4. | D | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
5. | E | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
6. | F | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
7. | G | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 95 % | ||||||||||||||||||
8. | H | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 95 % | ||||||||||||||||||
9. | I | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
10. | J | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
11. | K | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 79,1 % | ||||||||||||||||||
12. | L | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 95 % | ||||||||||||||||||
13. | M | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
14. | N | |||||||||||||||||||||||||
15. | O | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
16. | P | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
17. | Q | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 100% | ||||||||||||||||||
18. | R | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
19. | S | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
20. | T | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
21. | U | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
22. | V | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 95 % | ||||||||||||||||||
23. | W | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
24. | X | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
25 | Y | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
26 | Z | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 100% | ||||||||||||||||||
27 | AA | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
28 | WW | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 91 % | ||||||||||||||||||
29 | TT | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
30 | HH | √ | √ | √ | √ | √ | √ | 87,5 % | ||||||||||||||||||
Jumlah | 2.615,6 |
Rubrik Penilaian :
Skor 4 = Sangat Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
Skor maksimal=24
Nilai = Skor perolehan X 100
Skor Maksimal
Hasil Observasi = 2.615,6 = 90,19 %
29
- Lembar Instrumen Soal Quizizz dan Hasil Pelaksanaan Penilaian.
- Instrumen Soal
Penulis membuat instrument evaluasi terhadap peserta didik berupa soal yang dirancang dalam Quizizz sebanyak 10 soal. Penilaian dilaksanakan secara online menggunakan gawai dan peserta didik yang tidak memiliki gawai diberikan soal berupa print out dari Quizizz. instrument soal tersimpan dalam Quizizz dan print out terlampir.
- Hasil Penilaian.
Evaluasi diikuti oleh 28 peserta didik dan hasil, persentasi, rata-rata nilai serta informasi pelaksanaan peniaian terangkum secara lengkap pada akun penulis pada aplikasi Quizizz. (terlampir)
Hasil evaluasi peserta didik sebagaimana terlihat dalam table berikut ini:
Tabel : Hasil penilaian peserta didik
Peserta | Jumlah | Nilai rerata | Ketuntasan megikuti penilaian sampai akhir |
Penilaian berbasis Quizizz | 22 orang | 70 % | 100 % |
Penilaian berbasis kertas pena | 6 orang | 76,6 % | 100 % |
- RPP/Modul Ajar (terlampir)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
- Simpulan
Berdasarkan penerapan best practice model pembelajaran Talking Stick dan penggunaan aplikasi Quizizz yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Penerapan Model pembelajaran Talking Stick dan penggunaan aplikasi Quizizz dapat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih di MAN 2 Pesisir
- Penerapan Model pembelajaran Talking Stick dan penggunaan aplikasi Quizizz dapat menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan bagi peserta didik pada mata pelajaran Fikih di MAN 2 Pesisir.
- Saran – saran
Berdasarkan pada simpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut :
- Model Pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan keaktifan peserta didik, sehingga diharapkan kepada guru-guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar.
- Penggunaan aplikasi Quizizz dalam kegiatan penilaian/evaluasi menjadikan proses penilaian lebih menarik dan mudah dilaksanakan dan diharapkan guru-guru untuk dapat menerapkan.
- Penggunaan model pembelajaran ini dapat diterapkan pada hampir semua pokok bahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Aleks Maryunis. 2003. Action Research dalam Bidang Pendidikan (Artikel).Padang. Skolar. Jurnal Kependidikan Universitas Negeri Padang.
A.M, Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asikin. 2003. Pelajaran Matematika berdasarkan pendekatan – pendekatan Konstruktivisme dan Contexstual Teaching Learning. Depdiknas dan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Cucu Suhana, 2014. Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi) . Bandung: Refika Aditama.
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah. Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA/SMK. Jakarta: DepDikNas RI.
Dimiyati, dkk. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta PPLPTK. Dirjen Dikti. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Fuady, M. J. 2017. Pengembangan aplikasi evaluasi pembelajaran online untuk pendidikan jarak jauh. Tekno 26(2).
Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.
Hamalik, Oemar 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Haryati, Mimin. 2009. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada.
Huda, Miftahul. 2018. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Lee, Anita 2004, Cooperative Learning, Jakarta : Gramedia
Lufri, dkk 2006, Strategi Pembelajaran Biologi, Padang. FMIPA UNP Padang.
Nur, Muhammad 2005, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, Pusat Sains Dan Matematika UNESA.
Ramadhan, Tarmizi. 2010. Talking Stick. http://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/ talking-stick/
Slameto. 1991, Belajar dan Factor-Factor Yang Mendorongnya, Jakarta : Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru, Kepala Sekolah, Pengawas dan Penilai. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Malang. Lembaga Cakrawala Indonesia (LCI) Kerjasama dengan LP3 Universitas Negeri Malang.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka belajar
Tim Pasca Sarjana UNY. 2003.Pembelajaran Efektif. Jakarta. Depdiknas.
———-1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Biologi SLTP. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Depdikbud RI.
———-1999. Petunjuk Teknis Pelajaran IPA Biologi, Kurikulum SLTP. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Depdikbud RI.
Widodo, Rachmad. (2009). Model pembelajaran talking stick. http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.htmlliran
———————–. (2006). Pembelajaran . http://learning-with-me.blogspot.com/2006 /09/pembelajaran.html
Winkel, W.S (1999), Psikologi Pengajaran, Jakarta : Rasindo.